Sudah di amini bersama bahwa waktu merupakan salah satu sumber daya yang tidak dapat tergantikan. Sedetik kita dilewati waktu, sedetik itu pula ia tidak pernah dapat kembali menemui kita. Ada yang mensia-siakan, ada yang benar-benar mendapat manfaat maksimal darinya. Bedanya soal strategi, ada orang yang cerdas membagi waktunya sehingga segala detik relatif optimal atau sebaliknya hanya membiarkannya lewat begitu saja.
Menurut Wahb bin Munabbih radhiyallahu’an yang mengambil hikmah dari keluarga Nabi Daud alaihi salam. Beliau menyatakan bahwa hak orang yang cerdas itu tidak melupakan empat waktu:
- waktu untuk bermunajat pada Tuhannya
- waktu menghisab dirinya
- waktu menyendiri bersama ikhwannya (saudaranya) yang memberitahukan kekurangannya dan menyampaikan kebenaran tentang dirinya, dan
- waktu untuk sendiri dengan dirinya sendiri.
Aku terinspirasi oleh empat hal itu..
Mengenai perkara pertama, waktu bermunajat. Jelas, kita seorang muslim yang sudah terang dalam al qur’an dijelaskan tugas kita hidup didunia adalah sebagai hambaNya sekaligus khalifahNya. Maka kesempatan untuk munajat dan dimudahkannya kita bisa bermunajat dalam rentang waktu tertentu merupakan pembagian waktu yang adil dan sangat bermanfaat bagi kehidupan.
Point ke dua menginspirasi bahwa kehidupan manusia naik turun. Saat kondisinya cenderung ke kebaikan, maka perilaku-perilaku baik lebih mudah dimunculkan, begitupun sebaliknya. Maka, upaya menghisab diri mutlak selalu dilakukan. Apakah waktu ini meningkat kebaikanku atau malah menurun. Harus terus dipantau dan dilakukkan self improvement secara rutin serta berketerlanjutan setelahnya.
Teman yang jujur sangatlah bermanfaat. Dia memberitahukan kekurangan dan menyampaikan kebenaran tentang diri diri kita. Bukan teman yang menutup-nutupi sehingga kita tampak sudah lebih baik adanya. Dia akan secara jujur menasehati kita, menyampaikan dengan bahasa yang lembut dan sebaik mungkin agar kita bisa menerima nasehat secara legowo dihatinya. Teman seperti ini perlu kita kunjungi agar kita bisa bercermin bagaimana dan seperti diri kita sekarang.
terakhir, waktu untuk sendiri dengan dirinya sendiri. Bangun self talk positif terhadap diri. Berterima kasihlah pada diri kala hari ini bisa berbuat banyak kebaikan. Minta maaflah pada diri juga jikalau hari ini kita kurang bisa memenuhi hak-haknya. Bangun self talk bagaimana agar hari esok bisa semakin baik.
Demikian empat ciri orang yang cerdas dalam memanfaatkan waktu serta melakukan pembagian dalam penggunaannya. Semoga bisa menginspirasi.
Sumber: mausu’ah rasa il ibnu Abi Dunya I/21