Bukan berarti mengingkari segala jenis keutamaan yang dimiliki oleh bekam berdasar dalil-dalil yang ada. Melihat fenomena bekam yang ada, ada yang berlebih-lebihan dalam meyakini dalil-dalil keutamaan yang menjelaskan tentang bekam. Sampai ada yang mencukupkan diri secara berlebihan hanya dengan terapi bekam saja hingga tidak mau yang lain.
Memang sebenarnya bebas manusia meyakini secara total dan hanya mau dengan bekam saja namun kog ya sebaiknya tidak perlu mendeklarasikan bahkan sampai mengajak atau memaksa khalayak lain mengikutinya. Secara realita dalam dalil Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam kan juga tidak mengkunci bahwa celah pengobatan hanya dengan bekam. Tersebar banyak dalam atsar, hadist, dan ayat Qur’an berbagai keterangan mengenai tekni pengobatan alternatif lainnya.
Yang semuannya itu bisa jadi dipakai secara tunggal, komplementer, maupun substitusi. Katakanlah ada kasus kesurupan, oke, benar bekam itu bisa digunakan mengatasi kesurupan, namun opo yo bekam saja, segera iringi dengan ruqyah. Sampai pada kasus lain bahwa bekam sama sekali tidak dianjurkan, maka gunakan cara lain yang sesuai dengan syari’ah islam. Bisa herbal, tindakan dalam bentuk akupuntur, moksa, yumeiho, chiropractic atau aneka pijat lainnya.
Oleh karena itu, Selain mengajarkan bekam dengan konsep terbaru bekam yang harus disinergikan dengan teori kedokteran timur utamanya TCM juga berupaya terus membuka forum belajar dan komunikasi aneka skill terapi yang sesuai dengan syari’ah islam. Tepatnya forum yang mempelajari dan belajar bersama. Karena memang ya tadi, bekam saja saat berhadapan dengan aneka keluhan pasien, tidak cukup menjadi solusi yang optimal. Mari lebih banyak lagi belajar demi dakwah thibbun nabawi yang lebih gencar lagi.