hari tanpa tembakau ::meliora cogito:: Beberapa waktu yang lalu, rame perayaan hari tanpa tembakau sedunia. Dikampanyekan pada hari itu agar menjauhi tembakau seharian. He he, la komen saya, momen tanpa tembakau tu ya jgn sehari, bikin seabad atau 20 abad tanpa tembakau sekalian.
Apa alasannya ‘protes saya’ mengenai hari tanpa tembakau? ya jelas, betapa asap tembakau dari rokok itu telah banyak menyengsarakan orang di dunia. Mulai dari yang meninggal sebab kerusakan paru-paru, maupun efek eksternal (perokok pasif) kepada orang yang turut menghisapnya. sekalipun ada sisi positifnya seperti bahwa banyak perusahaan rokok yang menyerap tenaga kerja, menyerap devisi, kualitas ekspor impor, dapat cukai, namun uang masuk dari semua itu bahkan nggak bakal bisa buat membayar 10 % saja dari akibat yang diperbuatnya kepada masyarakat dunia. Perbandingan yang sama sekali tidak sebanding.
hari tanpa tembakau vs fakta polusi rokok
Bisa dibayangin deh di bus-bus kelas ekonomi betapa hancurnya kualitas udara sebab banyak yang merokok. Mereka merokok bahkan tidak punya hati memperhatikan siapa saja perokok pasifnya. Tidak jarang ada anak kecil, ibu hamil, dan orang tua yang sedang rentan kualitas sehatnya terpolusi oleh asap rokok.
Beruntung sih, pada sejumlah area publik, sekarang sudah dideklarasikan sebagai area larangan merokok. Macem di soekarno hatta, ada ruangan khusus mirip aquarium yang khusus bagi para perokok. Batinku, mampus-mampuslah kalian mengisap asap rokok kalian sendiri dan semoga bisa segera diberi taubat dari merokok.
Intinya hari tanpa tembakau kudu diperlama…
After All, ya semoga hari tidak bertembakau sedunia, bisa lebih menginspirasi dan membuat segalanya jadi lebih baik. Bisa dibuat seabad tanpa tembakau maupun seluruhnya tanpa Asap tembakau rokok. Sebab, daya merusaknya dampak buruk merokok jelas lebih besar daripada upaya memperbaikinya.