Kacang ninggal lanjaran merupakan sebuah falsafah jawa yang adiluhung. Terjemah bahasa indonesianya mengenai istilah Kacang ninggal lanjaran yaitu Kacang yang lupa sama kulitnya.
Mengapa saya menulis tema Kacang ninggal lanjaran? pertama jelas sebagai autokritik bagi saya secara pribadi, mana kala saya mengambil tulisan dari blog lain, adab tidak tertulisnya adalah berupaya menyertakan sumber pengambilan entah dari mana saya mengutipnya. Nah ini, jelas -jelas tulisan si penulis itu sendiri, namun pada bagian authornya di hilangkan. Kurang tau, sikap yang demikian sikap blogger yang seperti apa.
Kacang ninggal lanjaran gimana sih maksudnya?
ada sebuah blog, yang saya dulu sendiri ikut aktif mendevelopnya, ikut aktif memberikan kontribusi baik pemikiran, konsep, sampai urun rembug artikel di dalamnya. Barusan saja saya kunjungi, pada artikel-artikel karya saya, tulisan saya, saya sudah tidak ada lagi nama saya di dalamnya. Ya begitulah sikap blogger yang sudah hebat, saya tulisan yang jelas-jelas milik orang lain, bahkan secara sadar jelas-jelas mengerti siapa penulis artikelnya dengan serta merta mendelete tanpa memberikan kredit yang jelas siapa penulisnya.
Ya wajar saja sih, buat perkara ‘sepele’ seperti itu saja tidak diperhatikan, apalagi masalah penghargaan yang lebih besar pada bidang lain yang ada kaitannya dengan saya. Oke, ndak apa-apa silakan saja, sebab barang kali memang begitu akhlaq kalian sebenarnya.
Sikap sebaiknya bagaimana? Kacang ninggal lanjaran yang tak tau diri itu?
Apakah saya menuntut pengakuan akan diri saya? Oh tidak. Cukup itu sebagai renungan bagi saya dengan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Jalan ikhlash sepertinya jalan terbaik yang ditempuh, mau adu ngotot juga buat apa. Allah melihat semuanya, Allah mengetahui yang sebenarnya. Cukup Dia yang di atas sana yang memberikan penilaian atas perlakuan yang sedemikian itu.
Heran pula bahkan mereka melakukan semua itu dalam kondisi yang mereka seakan merasa bahwa itu semua sudah milik mereka semuanya. Lupa mereka bahwa masih tertanam hak Anak Adam lain yang ada di dalamnya. Lupa mereka dengan kelalaian yang penuh alasan, bahkan alasan bisa dicari-cari, dibandingkan upaya keseriusan mereka menyampaikan hak yang sebenarnya harus di tunaikan.
Ya silakan, yang masih punya kuasa,, dengan kekuasaannya, dengan kuasa link-linknya, mengambil bagian yang mereka rasa hak penuh milik mereka. Mereka lebih kuasa ternyata mengurus ‘aset-asetnya’ dari pada hak seorang muslim yang seharusnya mereka tunaikan lebih dahulu. Silakan,, Silakan saja. Siapa menanam, dia yang akan menuai.. akan ada panen dari setiap apa yang dilakukannya. Allah Maha Adil atas semua itu..
mungkin lebih malah dari sekedar Kacang ninggal lanjaran nya…
Ya nggak papa deh, wong mampunya mereka cuman gitu,,
Update 30 September 2011, sebuah nasehat dari temen facebookers cukup menjawab … dia berkata, “Saat dicopot Oleh Khalifah Umar Bin Khotob dr jabatan Jendral, Khalid Bin Walid berkata,”aku tidak berperang krn Umar tapi aku berperang krn mengharap ridho Alloh” jadi sama saja mau perang sbg kopral ataukah jendral, Hanya Alloh tujuannya, bukan atribut dunia yg namanya jabatan..!”…. Jadi sadar aku.. sangat menginspirasi! Sembuh seketika,,
yah semoga yang merasa segera bertobat…. tunaikan hak anak adam yang lain…. hak mereka adalah kewajiban anda…
Amin atas doanya kang,, makasih,, Sukses pula buatmu,, 😀