Jawabannya, karena aku pernah sepertimu mengalaminya. Sebuah periode waktu yang benar-benar menjengkalkan sebab orang yang kita sayang, kita percayai, dan kita cintai sepenuh hati malah menolak kita. Dia katakan tiba-tiba, “kita putus”. Entah pas dia katakan itu pas dia masih sadar atau tidak bahwa dia pernah menyatakan akan setia kepada kita, cinta mati juga, dan bahasa semacamnya.
Dan ketika dia mengatakan putus,
“Sama aslinya dia telan lagi ludahnya itu”.
Perilaku yang sangat menjijikan.
Apa tujuannya?
Aku katakan, oke ini sebenarnya masalah pribadiku dan sebaiknya hanya orang terbatas saja yang tahu. Namun bagiku, aku tahu diluar sana banyak sahabat, teman, kenalan yang barangkali juga merasakan patah hati yang kurang lebihnya sama seperti yang kita rasakan sekarang. Aku katakan padanya, kamu tidak sendiri. Aku juga pernah rasakan patah hati [kalo belum pernah, gimana bisa semengalir ini menuliskannya he he).
Aku harapkan juga bahwa apa-apa yang sudah terjadi padaku bisa menjadi bahan balajar. Syukur bisa menginspirasi cuaca hati teman-teman sekalian bahwa patah hati, putus cinta bukan berakhir segalanya. Namun itu awal sesuatu yang baru yang akan mengantarkan kamu ke kualitas diri yang lebih baik dan lebih maju. Bukan pribadi kemarin-kemarin yang kurang baik itu.
Bisa juga sih. Temen-temen mengambil beberapa teknik psikologi yang aku pakai untuk aku menyelesaikan rasa sakit hati pasca putus dari pacarku dulu. Teknik teknik itu aku dapatkan dari pas aku baca buku, sharing sama teman, atau bahkan surfing di internet. Bocoran aja, kombinasi dari serangkaian teknik itu sudah terbukti cukup membantu aku agar bisa tetap bersemangat hadapi hidup. Ya kamu tahu sendirilah gimana rasa terpuruknya pas patah hati.
Barangkali tiga hal di ataslah yang menjadi alasan mengapa saya memilih topic tentang patah hati/ broken heart/. Bagi teman-teman yang punya pengalaman terapi apa gitu, juga bisa disharekan ke saya via Koment langsung di bawah sini. With love.. :D.