AnjrahUniversity.com – Sudah tau tentang sangkal putung? Ada juga yang menyebutnya sakal putung.
Ya, Di tengah kemajuan ilmu kedokteran modern, fenomena pengobatan tradisional untuk mengatasi patah tulang masih marak terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Metode penyembuhan yang dikenal dengan istilah “sangkal putung” ini telah menjadi bagian dari kearifan lokal masyarakat sejak lama.
Salah satu contoh pengobatan tradisional patah tulang yang masih bertahan adalah di kalangan etnis Ngadha di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Penelitian menunjukkan bahwa masyarakat etnis Ngadha masih memanfaatkan jasa penyehat tradisional dan ramuan herbal untuk menangani kasus patah tulang (Bupu & Longa, 2023). Hal ini menggambarkan kuatnya kepercayaan masyarakat terhadap metode penyembuhan tradisional, meskipun fasilitas kesehatan modern telah tersedia.
Fenomena serupa juga terjadi di daerah lain seperti di Nagari Koto Anau, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Keberadaan dukun dan penggunaan ramuan tradisional untuk pengobatan, termasuk penanganan patah tulang, masih bertahan hingga saat ini. Menariknya, kepercayaan masyarakat terhadap metode tradisional ini tidak luntur meskipun arus modernisasi terus menguat (Zubir, 2019).
Walau ada banyak juga di kota lain seperti neo sangkal putung solo, sangkal putung yanmu boyolali, pengobatan patah tulang Haji Naim Jakarta, Ada juga yang di Semarang, Cimande, Malang, Sidoarjo, Jombang, Kudus, Pasuruan, Yogyakarta, Pekalongan, Blitar, Balikpapan, Banyuwangi, Purwokerto, Brebes, Ketapang, Ngawi, Wonosobo, dan banyak kota lainnya.
Beberapa faktor yang mendorong masyarakat untuk tetap memilih pengobatan tradisional patah tulang antara lain adalah biaya yang lebih terjangkau dibandingkan dengan prosedur medis modern, serta adanya kekhawatiran akan efek samping dari operasi. Selain itu, kedekatan budaya dan kepercayaan terhadap kearifan lokal juga menjadi alasan kuat mengapa metode sangkal putung masih diminati.
Meskipun demikian, penting untuk dicatat bahwa efektivitas dan keamanan metode tradisional ini masih perlu dikaji lebih lanjut secara ilmiah. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menganalisis kandungan dan efek dari ramuan tradisional yang digunakan dalam pengobatan patah tulang, seperti studi tentang minyak sasak yang menunjukkan potensi dalam membantu proses penyembuhan fraktur tulang (Nurjunitar et al., 2022).
Definisi Pengobatan Sangkal Putung Itu Apa?
Sangkal putung adalah metode pengobatan tradisional untuk menangani patah tulang yang masih dipraktikkan di berbagai daerah di Indonesia. Istilah ini merujuk pada teknik penyembuhan yang menggunakan kombinasi manipulasi fisik, penggunaan ramuan herbal, dan kadang disertai dengan ritual atau doa-doa tertentu.
Dalam praktiknya, seorang ahli sangkal putung, yang sering disebut sebagai “dukun patah tulang”, akan melakukan pemeriksaan manual untuk menentukan lokasi dan tingkat keparahan patah tulang. Setelah itu, mereka akan melakukan tindakan untuk memperbaiki posisi tulang yang patah, biasanya dengan cara memijat atau memanipulasi area yang terkena.
Tahapan Pengobatan Patah Tulang Tradisional Sangkal Putung
Prosedur pengobatan patah tulang secara tradisional atau sangkal putung memiliki beberapa tahapan yang umumnya melibatkan penggunaan ramuan herbal dan teknik manual.
Berdasarkan penelitian etnomedisin, berikut adalah gambaran umum prosedur terapi sangkal putung yang sering dilakukan:
- Diagnosis: Penyembuh tradisional akan memeriksa area yang cedera untuk memastikan adanya patah tulang.
- Pelurusan tulang: Jika diperlukan, penyembuh akan mencoba meluruskan tulang yang patah menggunakan teknik manual.
- Pemberian ramuan herbal: Pasien diberikan ramuan herbal yang dipercaya dapat membantu proses penyembuhan. Ramuan ini biasanya terdiri dari berbagai tumbuhan obat yang memiliki sifat anti-inflamasi dan analgesik (Cahyaningsih et al., 2022).
- Pembalutan: Area yang cedera dibalut menggunakan bahan alami seperti daun atau kulit kayu tertentu yang telah diolah.
- Pijat dan urut: Penyembuh melakukan pijatan atau urut di sekitar area yang cedera untuk melancarkan peredaran darah.
- Perawatan lanjutan: Pasien diminta untuk melakukan perawatan lanjutan di rumah, termasuk mengonsumsi jamu atau ramuan herbal secara rutin.
Proses Pengobatan Patah Tulang dalam Tindakan Medis Modern
Aslinya secara prinsip sama saja pola pengobatan patah tulang tradisional sama yang dilakukan oleh pengobatan patah tulang konvensional.
“Periksa, lenturkan, renggangkan, benahi/reposisi, lindungi/imobilisasi, lindungi dan sempurnakan”, Menurut Praktisi Sangkal Putung Solo Ustadz Sufyan Al Kayyis.
Secara umum, terdapat tiga proses utama dalam penanganan patah tulang yaitu reduksi, imobilisasi, dan rehabilitasi.
1. Reduksi & Reposisi Tulang
Reduksi adalah proses mengembalikan fragmen tulang yang patah ke posisi anatomis yang normal. Tujuannya adalah untuk memastikan tulang dapat menyambung kembali dengan benar. Ada dua jenis reduksi:
- Reduksi tertutup: Dilakukan tanpa pembedahan, biasanya dengan manipulasi eksternal dan traksi.
- Reduksi terbuka: Melibatkan prosedur pembedahan untuk menempatkan fragmen tulang secara langsung. Tentu pembedahan bukan ranah terapi sangkal putung tradisional.
2. Imobilisasi
Setelah reduksi, langkah selanjutnya adalah imobilisasi atau penguncian.
Proses ini bertujuan untuk menjaga fragmen tulang tetap pada posisinya selama proses penyembuhan berlangsung.
Metode imobilisasi meliputi:
- Penggunaan gips atau bidai
- Pemasangan fiksasi eksternal
- Fiksasi internal dengan pin, sekrup, atau pelat logam
Lama waktu imobilisasi bervariasi tergantung pada jenis dan tingkat keparahan fraktur, serta kondisi pasien. Pada terapi pengobatan sangkal putung tradisional biasanya hanya mempergunakan kaidah bidai saja.
3. Fiksasi dan Rehabilitasi
Tahap akhir dari pengobatan patah tulang adalah rehabilitasi. Proses ini dimulai setelah periode imobilisasi selesai dan bertujuan untuk:
- Mengembalikan fungsi dan kekuatan tulang serta otot di sekitarnya
- Meningkatkan rentang gerak sendi
- Mengurangi kekakuan dan nyeri
- Membantu pasien kembali ke aktivitas normal
Rehabilitasi biasanya melibatkan serangkaian latihan fisik dan terapi yang dirancang khusus oleh terapi sangkal putung, fisioterapis, atau dokter rehabilitasi medis.
Kadang saat pembidaian yang lama menyebabkan otot – otot justru kaku. Kekakuan otot tersebut bisa diatasi dengan diberikan juga minyak herbal yang sifatnya menghangatkan kemudian dilakukan terapi latihan fisik sesuai keadaan dan kebutuhan klien.
Ramuan Tradisional yang Dipercaya Bermanfaat Untuk Pengobatan Sangkal Putung
Penggunaan ramuan herbal sangkal putung merupakan komponen penting dalam pengobatan tradisional patah tulang.
Beberapa tumbuhan yang sering digunakan antara lain:
- Jarak cina (Jatropha multifida L.), yang diyakini memiliki khasiat untuk mempercepat penyembuhan patah tulang (Bupu & Longa, 2023).
- Daun atau akar tumbuhan tertentu yang digunakan sebagai kompres atau balutan.
- Ramuan jamu yang terdiri dari campuran berbagai tumbuhan obat, yang diminum secara rutin selama masa penyembuhan.
Beberapa penelitian menunjukkan potensi positif dari penggunaan tumbuhan obat dalam penyembuhan fraktur, namun masih diperlukan studi lebih lanjut untuk memvalidasi klaim-klaim tersebut (Bupu & Longa, 2023a).
Ramuan Herbal dalam Pengobatan Tradisional Patah Tulang Etnis Ngadha
Pengobatan tradisional patah tulang yang dilakukan oleh Etnis Ngadha di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, menggunakan berbagai jenis tumbuhan herbal.
Berdasarkan penelitian, terdapat 17 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan dalam terapi patah tulang, masing-masing memiliki peran dan khasiat tersendiri:
- Pucuk daun kemiri: Mengandung senyawa flavonoid yang berperan sebagai anti-inflamasi, membantu mengurangi pembengkakan pada area patah tulang.
- Pucuk daun waru: Kaya akan kandungan tanin yang bersifat astringen, membantu mempercepat penyembuhan luka dan mengurangi perdarahan.
- Bawang putih: Memiliki sifat antimikroba dan anti-inflamasi, membantu mencegah infeksi pada area patah tulang.
- Daun asam berduri: Mengandung vitamin C yang berperan dalam pembentukan kolagen, penting untuk penyembuhan tulang.
- Bluntas: Memiliki efek analgesik yang dapat membantu mengurangi rasa nyeri.
- Kumis kucing: Mengandung orthosiphon glikosida yang memiliki efek anti-inflamasi (Cahyaningsih et al., 2022).
- Damar merah, damar hijau, dan damar cina: Digunakan sebagai bahan pembalut alami dan memiliki sifat antiseptik.
- Kunyit putih: Mengandung kurkumin yang memiliki sifat anti-inflamasi kuat.
- Temulawak biru dan temulawak kuning: Kaya akan xanthorrizhol yang memiliki efek anti-inflamasi dan antioksidan (Cahyaningsih et al., 2022).
- Kunyit hutan: Memiliki sifat antimikroba dan anti-inflamasi.
- Bawang merah: Mengandung senyawa quercetin yang memiliki efek anti-inflamasi.
- Kemiri: Kaya akan asam lemak omega-3 yang membantu dalam proses penyembuhan.
- Jahe: Mengandung gingerol yang memiliki efek anti-inflamasi dan analgesik (Cahyaningsih et al., 2022).
- Beras merah: Kaya akan mineral seperti mangan yang penting untuk kesehatan tulang.
Penggunaan ramuan herbal ini dalam pengobatan tradisional patah tulang oleh etnis Ngadha menunjukkan kekayaan pengetahuan lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun yang sangat luar biasa.
Potensi Ilmiah Beberapa Ramuan Herbal Untuk Ilmu Sangkal Putung
Beberapa tumbuhan yang digunakan dalam pengobatan tradisional patah tulang etnis Ngadha telah menjadi subjek penelitian ilmiah:
- Kunyit: Penelitian menunjukkan bahwa kurkumin dalam kunyit memiliki efek anti-inflamasi yang kuat dan dapat membantu dalam proses penyembuhan tulang. Kunyit mengandung minyak atsiri, kurkumin, dimetoksin kurkumin, dan berbagai mineral yang berperan dalam proses penyembuhan (Cahyaningsih et al., 2022).
- Jahe: Studi menunjukkan bahwa jahe memiliki efek anti-inflamasi dan dapat membantu mengurangi nyeri pada kasus osteoarthritis. Kandungan minyak atsiri dan oleoresin dalam jahe berperan penting dalam efek terapeutiknya (Cahyaningsih et al., 2022).
- Temulawak: Xanthorrizhol dalam temulawak telah terbukti memiliki efek anti-inflamasi yang dapat membantu dalam proses penyembuhan. Uji pra-klinis dan klinis telah dilakukan untuk memvalidasi khasiat temulawak (Cahyaningsih et al., 2022).
Luar biasa sebenarnya ketika ada Integrasi antara pengetahuan tradisional dan penelitian ilmiah modern dapat membuka jalan bagi pengembangan terapi tradisional yang lebih efektif dan aman di masa depan.
Tips dan Anjuran untuk Memaksimalkan Hasil Terapi Sangkal Putung
Untuk memastikan hasil terapi sangkal putung yang optimal, dengan tulang tersambung sempurna dan tidak bengkok, klien perlu memperhatikan beberapa tips dan anjuran berikut:
1. Patuh pada Instruksi Terapis Sangkal Putung
- Ikuti semua petunjuk yang diberikan oleh penyembuh tradisional dengan seksama.
- Jangan melepas atau mengubah balutan tanpa izin dari penyembuh.
- Hadir pada semua sesi perawatan dan kontrol lanjutan yang dijadwalkan.
2. Istirahat yang Cukup
- Berikan waktu istirahat yang cukup bagi tubuh untuk memulihkan diri.
- Hindari aktivitas berat yang dapat mengganggu proses penyembuhan tulang.
- Gunakan alat bantu seperti tongkat atau kruk jika dianjurkan oleh penyembuh.
3. Konsumsi Nutrisi yang Tepat
- Perbanyak asupan makanan kaya kalsium dan vitamin D untuk mendukung penyembuhan tulang.
- Konsumsi protein yang cukup untuk membantu pembentukan jaringan baru.
- Minum air putih yang cukup untuk menjaga hidrasi tubuh.
4. Konsumsi Ramuan Herbal secara Teratur
- Minum jamu atau ramuan herbal yang diberikan oleh penyembuh sesuai dosis dan jadwal yang ditentukan.
- Jangan mengganti atau menambahkan ramuan lain tanpa konsultasi dengan penyembuh.
5. Lakukan Gerakan Ringan
- Setelah fase awal penyembuhan, lakukan gerakan ringan sesuai arahan penyembuh untuk mencegah kekakuan sendi.
- Hindari gerakan yang terlalu dipaksakan atau menyebabkan rasa sakit.
6. Hindari Rokok dan Alkohol
- Rokok dan alkohol dapat menghambat proses penyembuhan tulang, sebaiknya dihindari selama masa pemulihan.
7. Manajemen Stres
- Jaga kondisi mental tetap positif, karena stres dapat menghambat proses penyembuhan.
- Lakukan teknik relaksasi seperti meditasi atau pernapasan dalam jika merasa cemas.
8. Perhatikan Tanda-tanda Komplikasi
- Segera laporkan ke penyembuh jika ada tanda-tanda infeksi seperti demam, pembengkakan berlebih, atau nyeri yang memburuk.
9. Kombinasikan dengan Pijat Lembut
- Jika diizinkan oleh penyembuh, lakukan pijatan lembut di sekitar area yang cedera untuk meningkatkan sirkulasi darah.
- Gunakan minyak herbal yang direkomendasikan, seperti minyak sasak yang telah menunjukkan potensi dalam membantu proses penyembuhan fraktur tulang .
10. Pertahankan Kesabaran
- Proses penyembuhan tulang membutuhkan waktu, biasanya 1-2 bulan tergantung usia pasien dan kondisi patah tulang (Bupu & Longa, 2023a).
- Jangan terburu-buru untuk kembali ke aktivitas normal sebelum tulang benar-benar pulih.
Dengan mengikuti tips dan anjuran di atas, klien dapat membantu memaksimalkan efektivitas terapi sangkal putung dan meningkatkan peluang untuk pemulihan tulang yang optimal.
Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki proses penyembuhan yang berbeda, sehingga komunikasi yang baik dengan penyembuh tradisional sangat penting untuk memantau kemajuan dan menyesuaikan perawatan jika diperlukan.
Penutup
Indonesia sungguh beruntung memiliki kekayaan khazanah ilmu pengobatan tradisional yang begitu beragam, termasuk metode penyembuhan patah tulang seperti sangkal putung. Warisan budaya ini merupakan aset berharga yang telah terbukti memberikan manfaat bagi masyarakat selama berabad-abad.
Meskipun kemajuan ilmu kedokteran modern terus berkembang, keberadaan pengobatan tradisional patah tulang tetap memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa kearifan lokal masih sangat dihargai dan dipercaya, terutama di daerah-daerah yang memiliki akses terbatas terhadap fasilitas kesehatan modern.
Namun, agar ilmu pengobatan tradisional ini dapat terus lestari dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat, diperlukan peran aktif dari berbagai pihak. Pemerintah dan akademisi memiliki tanggung jawab besar untuk mendampingi para praktisi pengobatan tradisional dalam mengembangkan dan melestarikan pengetahuan mereka.
Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
- Melakukan penelitian ilmiah yang komprehensif untuk memvalidasi efektivitas dan keamanan metode pengobatan tradisional patah tulang.
- Mengintegrasikan pengetahuan tradisional dengan ilmu kedokteran modern untuk menciptakan pendekatan holistik dalam penanganan patah tulang.
- Memberikan pelatihan dan sertifikasi kepada para praktisi pengobatan tradisional untuk meningkatkan kualitas layanan mereka.
- Menyusun regulasi yang tepat untuk melindungi hak-hak praktisi tradisional sekaligus menjamin keamanan pasien.
- Mendokumentasikan dan melestarikan pengetahuan pengobatan tradisional dalam bentuk yang dapat diakses oleh generasi mendatang.
Dengan adanya dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak, diharapkan ilmu pengobatan tradisional patah tulang dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat. Integrasi antara kearifan lokal dan kemajuan ilmu pengetahuan modern dapat menciptakan sistem kesehatan yang lebih komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Akhirnya, kita patut bersyukur dan bangga atas kekayaan budaya dan pengetahuan tradisional yang dimiliki Indonesia. Sudah menjadi tugas kita bersama untuk melestarikan, mengembangkan, dan memanfaatkan warisan berharga ini demi kesejahteraan generasi sekarang dan masa depan.
Butuh Nomor Telepon Sangkal Putung Terdekat Hubungi: +62 896-4891-3856.
Penyusun
Anjrah Ari Susanto
References
Bupu, H., & Longa, M. K. (2023a). Studi Etnomedisin dalam Pengobatan Tradisional Patah Tulang bagi Masyarakat Etnis Ngadha, Kabupaten Ngada-Nusa Tenggara Timur. In Jurnal Beta Kimia (Vol. 3, Issue 1, pp. 1–16). Universitas Nusa Cendana. https://doi.org/10.35508/jbk.v3i1.9637
Cahyaningsih, E., Anita Dewi, N. L. K. A., Udayani, N. N. W., Dwipayanti, N. K. S., & Megawati, F. (2022). Efektivitas Pengobatan Tanaman Herbal dan Terapi Tradisional untuk Penyakit Tulang dan Persendian. In Usadha (Vol. 2, Issue 1, pp. 51–64). Jurnal Santiaji Pendidikan of Mahasaraswati Denpasar University. https://doi.org/10.36733/usadha.v2i1.5596
Nurjunitar, A. V., Gunanti, G., & Noviana, D. (2022). Gambaran Leukosit pada Proses Penyembuhan Patah Tulang Paha pada Tikus dengan Terapi Minyak Sasak Secara Topikal. In Jurnal Veteriner (Vol. 23, Issue 3, pp. 342–351). Jurnal Veteriner. https://doi.org/10.19087/jveteriner.2022.23.3.342
Zubir, Z. (2019). DUKUN PATAH TULANG DAN OBATAN TRADISIONAL DI NAGARI KOTO ANAU, KABUPATEN SOLOK PROPINSI SUMATERA BARAT TAHUN 1960-2012. In HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah (Vol. 7, Issue 1, p. 61). Muhammadiyah Metro University. https://doi.org/10.24127/hj.v7i1.1819