Apa yang mula-mula dan benar-benar urgen menjadi wasiat terbaik kepada anak-anak kita saat seorang ayah sudah menjelang ajalnya? atau katakanlah apa yang pada umumnya orang tua wasiatkan di zaman sekarang ini kepada pada anak-anaknya saat mereka akan meninggal dunia? Tentang hartanyakah? Tentang pekerjaannya kah? Tentang harta warisankah? atau apa apa yang terbaik?
Subhanallah, pelajaran berharga Allah subhanahu wata’ala ajarkan dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah ayat 132-133. Di situ Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
وَوَصَّى بِهَا إِبْرَاهِيمُ بَنِيهِ وَيَعْقُوبُ يَا بَنِيَّ إِنَّ اللّهَ اصْطَفَى لَكُمُ الدِّينَ فَلاَ تَمُوتُنَّ إَلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam” (132).
أَمْ كُنتُمْ شُهَدَاء إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِن بَعْدِي قَالُواْ نَعْبُدُ إِلَـهَكَ وَإِلَـهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَـهاً وَاحِداً وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
Adakah kamu hadir ketika Ya’qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya” (133.).
Luar biasa, Saat tengah sibuk mempersiapkan sakaratul maut kedua nabi yang disayangi oleh Allah subhanauwata’ala mewasiatkan kepada anaknya jangan sekali kali mati kecuali kamu memeluk agama islam. Lalu teladan dari nabi Ya’qub belaiu alaihi salam menanyakan kepada anak-anaknya, “Maa ta’buduuna min ba’dii? (apa yang kamu sembah sepeninggalanku)”. Menanyakan komitmen tauhidullah kepada para anak-anaknya.
Bukan mencemaskan gimana nanti kalian makan? gimana pekerjaan ini itu, urusan ini itu, namun pertanyaan dikembalikan kepada pertanyaan yang sangat urgen bagi seorang muslim. Wasiat terbaik seorang ayah kepada para anak-anaknya.
Mengapa dua point ini jadi sangat berharga?
Sebab ketika sampai meninggal dalam keadaan keluar dari agama islam, maka haram surga Allah ta’ala baginya. Hapus semua amal ibadah kebaikannya di muka bumi sebaik apapun sebelumnya amal shalih telah diusahakannya. Ya macem amalan abu tholib (paman Nabi muhammad shalallahu’alai wasalam). Sudah kurang mantap apa amalan beliau melindungi nabi selama dakwahnya, seberapa banyak harta dan apapun telah beliau supportkan bagi kesuksesan dakwah nabi. Namun beliau meninggal dalam keadaan non islam. Tetap saja surga diharamkan baginya. na’udzubillah.
Seperti itu pula terkait dengan penyembahan. Para nabi dan rasul sejak nabi yang pertama sampai nabi dan rasulullah shalallahu’alaihi wassalam. Tidak lain dan tidak bukan kesemuanya sama yakni mengajarkan tauhid serta memurnikan ketaatan kepada Allah subhanahu wata’ala semata. Maka berkaca dari surat Al Baqarah diatas dimana nabi Ya’qub alaihi salam menanyakan sepeninggalannya anak-anak menyembah siapa? Subhanallah para anak menjawab “Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya” (Al Baqarah: 133)”.
Semoga kiranya artikel singkat tentang wasiat terbaik seorang ayah bisa menginspirasi para ayah, para calon ayah, dan bisa juga para kakek agar bisa mewasiatkan perkara yang paling utama yakni masalah islam dan tauhid kepada Allah subhanahu wata’ala. Semoga berkacanya kita pada surat Al Baqarah malam ini bisa bermanfaat bagi semua. wallahu a’alam.
:pertamax just njajal plugin kaskus,, woke guys?